Kamis, 21 Februari 2013

Novel Belenggu




Pegarang : Armijin Pane
Penerbit : Dian Rakyat
Tebal buku : 150 Halaman

            Sukartono dan Sumartini adalah sepasang suami istri. Kehidupan rumah tangga mereka tidak didasarkan oleh cinta. Sukartono atau kerap dipanggil Tono menikah dengan Tini hanya atas dasar kecantikan, kepintaran, keenergikan Tini Saja. Begitu juga dengan Sukartini atau akrap dipanggil Tini, Tini menikah dengan Tono bukan bedasrkan ia mencintai Tono. Tini hanya ingin berkeinginan menikah dengan Dokter. Kehidupan rumah tangga mereka kurang harmonis dan sering terjadi pertengkaran diantara mereka.
            Setiap hari mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Tini disibukkan dengan kegiaatan keorganisasi kewanitaan, dedangkan Tono sibuk dengan profesinya yang bekerja sebagai dokter. Bagi Tono pekerjaannya lebih mulia dibandingkan dengan istrinya. Tono adalah dokter yang dermawan, dia tidak pernah menarik bayaran pada warga yang kurang mampu. Akibat dari kesibukannya itu, Ia sering tidak merhatikan istrinya sendiri. Itulah yang sering menjadi pemicu pertengkaran.
            Suatu hari pasien Tono yang bernam Ny Eni menelpon Tono dan sering menggoda Tono. Ny Eni adalah teman lamanya yang bernama Rohayah. Rohayah sering berpura-pura sakit untuk bertamu dengan Tono, karena sering bertemu, akhirnya Tono tidak dapat menahan rasa cintanya kepada Rohayah. Tono sering mengajak Rohayah ke Tanjung Priok Pesier. Kedekatan Tono dengan Rohayah akhirnya sampai ketelingga temanya Tini, hal itu membuat rumah tangga mereka kian berantakan.

            Ketika Tini pergi ke Solo untuk mengadakan kogres perempuan seumunya, Tono makin gila pada Rohayah. Tidak lama terungkap kisah bahwa Rohayah pernah lari ketika pesta pernikahannya. Ia kabur karena calon suaminya dinilai lebih tua darinya dan ia lari ke Jakarta. Di Jakarta Rohayah menjadi wanita pangilan dari hotel ke hotel. Kemudian menjadi Nyai seorang lelaki Belanda di Sukarasa, hanya selama tiga bulan ia pergi meninggalkan suaminya lagi.
            Ketika mendegar Tono menjadi dokter, ia pergi menemui Tono, dan pada itu Tono sudah  menikah dengan Tini, Tini seorang gadis yang pernah bersekolah di Tecnische Hoogereshool  di Bandung. Tini dulu sudah perbah dinodai oleh Hartono. Tini adalah bekas kekasih Hartono.
            Di lain pihak Tono tertipu oleh sikap Rokayah yang selalu manis didepannya Siti Hajati yang merupakan penyanyi pujaan hatinya ternyata adalah Rohayah sendiri. Ia amat tidak suka karena ia berpura-pura. Rohaya yang terpojok ingin mengungkapkan persaannya pada Tono, tapi ia takut hubungannya akan tidak langeng, ia merasa tidak seimbang mendapatkan Tono.
            Sebelum menikah Tono telah mengetahui bahwa Tini telah ternodai, tapi ia tidak tau siapa yang menodainya. Sehingga ia dapat memaklumi Rohayah. Suatu hari paman  Tini datang untuk mendamaikan Tono dan Tini, tapi keduanya sudah tidak bisa bersama lagi. Tini yang sudah mengetahui hubungan gelap Tono dengan Rohayah berkeinginan untuk menemui dan mendamprat Rohayah. Bertemulah Tini dengan Rohayah di sebuah hotel. Keinginan Tini untuk memaki-maki Rohayah yang telah menggoda suaminya akhirnya luluh begitu Tini bertemu dengan Rohayah. Karena melihat sikap Rohayah yang  lemah lembut dan sangat perhatian. Tini merasa malu dengan Yah, lebih-lebih ternyata Rohayah banyak tahu masa lalu Tini yang gelap. Tini menyesal bahwa selama ini ia kurang memberi perhatian pada Tono. Ia bukan istri yang baik. Ia tidak pernah memberikan kasih sayang yang tulus kepada Tono suaminya.

            Peristiwa di hotel itu membuat Tini sadar diri. Ia merasa gagal menjadi seorang istri. Akhimya, Tini memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Bahkan ia berharap agar Rohayah bersedia menjadi isteri Tono. Niat ini disampaikan kepada Tono. Kenyataan ini juga membuat Tono tersadar. Ia berharap Tini masih mau menjadi istrinya. Tetapi tekad Tini sudah bulat. Perceraian tidak dapat dihindari lagi.Akibat perceraian ini hati Tono amat sedih. Lebih sedih lagi ketika Tono menghadapi kenyataan bahwa Rohayah telah pula meninggalkan dirinya. Yang dijumpai Tono hanyalah sepucuk surat dan sebuah piringan hitam lagu-lagu Siti Hayati yang tak lain adalah Rohayah sendiri. Rohayah yang menyatakan betapa ia sangat mencintai Tono, tetapi ia tidak ingin merusak rumah tangganya. Untuk itu, Rohayah telah meninggalkan tanah air pergi dan ke New Caledonia. Sedangkan Tini saat ini sudah berada di Surabaya, mengabdikan dirinya di sebuah panti asuhan yatim piatu.

0 komentar:

Posting Komentar